BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam mencapai kemerdekaan Bangsa
Indonesia dahulu para pejuang bangsa berusaha bersatu untuk merebut kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Para pejuang bangsa melakukan apa saja untuk membebaskan
negeri dari para penjajah, Perjuangan mencapai hasilnya, terlihat pada Kongres
Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa
ini merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran untuk membentuk suatu Negara dalam
satu ikatan nasional yang kemudian mendorong proklamasi 17 Agustus 1945 yang
merupakan puncak dari perjuangan dalam merebut kemerdekaan, ini dapat terwujud
karena adanya rasa nasionalisme bangsa pada saat itu. Setelah Bangsa Indonesia
merdeka selama 65 tahun, rasa nasionalisme dirasakan semakin memudar. Bisa kita
lihat dari masyarakat yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi atau golongan,
sikap fanatisme yang berlebihan, maraknya unjuk rasa yang merusak, tidak
menghormati simbol-simbol negara dan melecehkan pimpinan negara, Selain itu
juga adanya kemerosotan etika dalam kehidupan berbangsa, pengabaian pemahaman
dan kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai kebangsaan yaitu Pancasila dan
UUD 1945 serta nilai- nilai agama dan budaya serta adat istiadat dan sikap
apatis masyarakat terhadap pemerintahan Bangsa Indonesia.
Memudarnya nasionalisme, sebagai
akibat persoalan internal dan dampak eksternal atau global tidak dapat
dimungkiri seperti masalah yang baru-baru menimpa Negara Indonesia mulai dari
masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme, dan masalah korupsi yang dilakukan
oleh pejabat Negara yang belakangan marak diberitakan. Rasa nasionalisme itu
sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang
maju, bangsa yang modern, bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Pada tataran awal, nasionalisme
dapat dimulai dengan pemupukan rasa cinta daerah kelahiran melalui pengenalan
dan pemahaman berbagai aspek yang dimilikinya, baik fisik, sosial, maupun
budayanya secara integratif. Aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial bduaya
dan hankam yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah juga harus
dipahami dengan baik oleh setiap warga NKRI. Harapannya, tiada lain adalah
tumbuhnya nasionalisme yang berakar kuat dan memberi manfaat.
Pemupukan rasa cinta daerah
kelahiran merupakan salah satu cara awal menanamkan nasionalisme. cara ini
dapat ditanamkan lebih awal pada anak yakni melalui pengajaran kecintaan budaya
daerahnya seperti lagu-lagu daerah, kesenian daerah, permainan tradisional baik
melalui pakaian-pakaian tradisional. pengetahuan akan budaya daerahnya akan
meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur anak akan kekayaan negaranya sendiri.
Salah satu budaya bangsa Indonesia
yang dimiliki oleh setiap daerah adalah batik. batik merupakan kain yang di
lukis dengan gambar-gambar yang melambangkan keunikan daerah masing-masing.
setiap daerah di Indonesia memiliki gambar dan corak yang tergantung budaya
daerah tersebut, contohnya batik pekalongan akan sangat berbeda dengan batik
dari daerah betawi.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis
akan membahas secara mendalam mengenai meningkatkan rasa nasionalisme dengan
mengenali dan melestarikan budaya bangsa
khususnya batik di lingkungan sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Karena menjaga, memelihara dan
melestarikan kebubayaan merupakan perwujudan nasionalisme, maka dalam
realisasinya saya mencoba menyusun karya ilmiah yang berjudul “budaya
penggunaan batik disekolah dapat meningkatkan rasa nasionalisme anak didik” yang didalamnya mengulas tentang upaya sekolah
dalam meningkatkan kecintaan anak didik terhadap tanah airnya melalui
penggunaan baju batik.
1.3 Tujuan
Penulisan
karya ilmiah ini bertujuan untuk :
a. Untuk
mengetahui tingkat nasionalisme anak didik;
b. Untuk
menambah pengetahuan tentang nasionalisme;
c. Untuk
menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik Indonesia;
d. Untuk
mengetahui hubungan kebudayaan batik dengan nasionalisme;
e. Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewiraan.
1.4 Tata Urut dan Ruang Lingkup
Penulisan Karya Ilmiah ini menggunakan
sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II :
KONDISI SAAT INI, memuat tinjauan tentang pengertian budaya indonesia, jenis
kebudayaan indonesia, ancaman yang dihadapi budaya indonesia, pengertian
nasionalisme, pengertian sekolah, dan keragaman batik.
BAB III :
KONDISI YANG DIHARAPKAN, memuat tentang keragaman budaya yang lestari,
keragaman budaya indonesia yang dikenal oleh berbagai negara, peningkatan rasa
bangga masyarakat akan batik, upaya sekolah dalam meningkatkan nasionalisme,
dan penggunaan batik yang menjadi trend sehari-hari.
BAB IV :
PEMBAHASAN, memuat tentang pemerintah yang lamban dalam mengurus hak paten
kebudayaan indonesia, kurikulum sekolah yang memuat nasionalisme, sekolah yang
memperhatikan nasionalisme anak didik, kebudayaan indonesia yang berkembang di
negara lain, tantangan yang membangkitkan rasa nasionalisme dan batik yang
dapat didesain sesuai trend masa kini.
BAB V :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, memuat tentang kesimpulan dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KONDISI SAAT INI
2.1
Budaya Bangsa Indonesia
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupannya yang dijadikan milik diri dengan cara
belajar. Kebudayaan mempunyai tiga wujud dasar, yaitu sebagai ide atau gagasan,
sebagai perilaku manusia yang berpola, dan sebagai benda-benda hasil karya
manusia. Selain itu, kebudayan memiliki tujuh unsur utama. Ketujuh unsur itu;
sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup dan teknologi, organisasi sosial,
sistem bahasa, sistem religi, sistem mata pencaharian hidup, dan kesenian.
Robert H Lowie
menyatakan : “Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari
masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic,
kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri
melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal
atau informal”. Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide
gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Indonesia merupakan
merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari 17.508 pulau. Setiap Pulau
memiliki beberapa suku, di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa.
Setiap suku bangsa memiliki budaya yang berbeda, yang menjadikan keragaman
budaya di Indonesia. Bentuk keragaman budaya di Indonesia, di antaranya sebagai
berikut:
a.
Bahasa
Daerah Setiap suku bangsa, memiliki bahasa sendiri. Contoh: bahasa Jawa, bahasa
Madura, bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa Minangkabau, bahasa Bali, dan bahasa
Banjar.
b.
Adat
Istiadat Adat istiadat meliputi tata cara dalam upacara perkawinan, upacara
keagamaan, kematian, kebiasaan, dan pakaian adat.
c.
Kesenian
Daerah Kesenian daerah, meliputi seni tari, rumah adat, lagu daerah, seni musik
dan alat musik daerah, cerita rakyat, serta seni pertunjukan daerah.
Keragaman budaya
yang ada diharapkan dapat menjadi sesuatu yang menjadi ciri khas dari bangsa
Indonesia, keragaman yang ada bukan berarti memecah-belah bangsa Indonesia itu
tersendiri akan tetapi memperkaya dan memperkokoh kesatuan bangsa Indonesia dan
keberagaman budaya ini dapat dilestarikan menjadi sesuatu yang dapat
dibanggakan dari bangsa Indonesia.
2.2
Budaya Bangsa Indonesia Di Klaim
Bangsa Lain
Indonesia adalah
negara yang kaya akan budaya dan sumber alam nya yang melimpah. Bangsa
Indonesia sendiri merupakan bangsa yang multi yaitu multibahasa dan multibudaya
yang apabila dikelola dengan baik akan dapat meningkatkan devisa negara yang
nantinya dapat memakmurkan Masyarakat Indonesia. Budaya Indonesia itu banyak
sekali yang berasal dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia. Budaya
Indonesia tersebut biasanya dapat berupa pakaian adat, tarian daerah, atau apa
saja merupakan ciri khas dari suatu daerah. Indonesia yang merupakam kumpulan
pulau-pulau dari sabang sampai merauke pastilah banyak menyimpan berbagai
budaya. Budaya tersebut merupakan aset bangsa Indonesia yang harus
dilestarikan. Tetapi pada kenyataannya budaya Indonesia sekarang ini sudah
banyak di klaim atau akui oleh negara lain. Seperti halnya batik yang merupakan
budaya bangsa Indonesia tetapi di klaim oleh bangsa lain menjadi milik bangsa
tersebut. Tidak hanya batik saja yang di klaim oleh bangsa lain masih banyak
lagi seperi Tari Bali yang jelas-jelas milik Bali tetapi diakui oleh bangsa
lain yaitu Malaysia.
Berikut adalah
beberapa budaya Indonesia yang di klaim atau diakui Negara lain: alat Musik
Angklung, Lagu Jali-Jali, Lagu Jali-Jali dari Sumatera Barat, Lagu Rasa Sayang
Sayange dari Maluku, Motif Batik Parang dari Yogyakarta, Alat Musik Gamelan
dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, dan masih banyak lainya. Budaya
bangsa yang beraneka ragam lainnya dapat diklaim oleh bangsa lain jika bangsa
Indonesia tidak berusaha untuk melestarikan dan memajukan kekayaan yang kita
miliki.
2.3
Batik Merupakan Budaya Bangsa
Kita telah
mengetahui bahwa salah satu budaya bangsa Indonesia adalah batik. Secara
etimologi, kata "batik" berasal “amba” yang berarti menulis dan
“nitik”. Batik, sebagaimana namanya
disebut “mbatik” juga berarti “mbabate teko sitik”. Artinya: membatik membutuhkan
kesabaran luar biasa, mengingat membatik bersumber dari kata hati. Membatik
juga merupakan pekerjaan yang padat karya sebab membatik membutuhkan banyak
tenaga kerja, mulai dari mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan
malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri. Oleh karena itu, membatik
seringkali diartikan pula sebagai “ngemban titik”. Kata batik sendiri merujuk
pada teknik pembuatan corak, menggunakan canting atau cap, dan pencelupan kain
dengan menggunakan bahan perintang warna corak yang disebut malam-lilin batik
(wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna.
Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yangm memiliki ragam
hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam
sebagai bahan perintang warna dan motif batik merupakan aplikasi dari ciri khas
dari daerah itu sendiri.
Ditinjau dari
sisi historis, seni membatik adalah budaya asli Indonesia. Sejarah pembatikan
di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan
penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,pengembangan
batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram,kemudian pada masa
kerajaan Solo dan Yogyakarta. Jadi, kesenian batik di Indonesia telah dikenal
sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang sampai kerajaan dan
raja-raja berikutnya dan tersebar keseluruh pelosok indonesia.
Budaya membatik telah mengakar dari ribuan
tahun lalu. Pada awalnya, kain batik hanya dikenal sebatas lingkungan keraton
atau kerajaan yang semula hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja-raja.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kain batik selanjutnya dikenal luas di
kalangan rakyat dan terus berkembang hingga masa sekarang. Jumlah dan jenis
motif kain batik yangmencapai ribuan jenis ini mempunyai ciri khas pada
masing-masing daerah di Indonesia. (Fuadi, 2009). Nilai budaya yang terkandung
dalam batik mencerminkan tingginya nilai seni yang dimiliki bangsa ini (Dewan
Bahasa dan Pustaka, 2001). Nilai historis perjalanan bangsa Indonesia dengan
akulturasi budaya bangsa lain seperti Cina, nilai keluhuran budaya
kerajaan-kerajaan zaman dahulu, nilai kreatifitas bangsa Indonesia, dan nilai
kerukunan bangsa Indonesia tercermin dalam batik.
Kita telah
mengetahui bahwa masing-masing daerah di Indonesia memiliki corak batik
tersendiri dan setiap motif batik mencerminkan kekhasan masing-masing daerah. Motif-motif tersebut tidak
hanya menjadi ciri khas daerah, tetapi juga menjadi simbol budaya daerah
tersebut. Bisa kita lihat dari motif batik
irian. Batik ini didominasi corak burung cendrawasih yang menggambarkan keadaan
alam. Batik Irian melukiskan daerah Irian yang kaya pepohonan dan bukit-bukit
dengan burung cendrawasih diantara pepohonan (Suhersono, 2006). Berbeda dengan
motif batik irian Motif-motif
batik Surabaya lebih menunjukkan budaya yang ada di
daerah pesisir. Ini menjadikan banyaknya corak batik di Indonesia sangat
variatif mengingat banyaknya ragam budaya yang ada di Negara kita tercinta.
Jadi, batik jika ditinjau dari berbagai sudut pandang
merupakan produk budaya unggulan asli dan khas Indonesia yang patut untuk
dibanggakan. Batik merupakan khazanah budaya pertiwi yang akan menjadi daya
saing bagi bangsa-bangsa tangguh dengan produk budaya bangsa lain tentunya.
2.4
Sekolah
Sebagai Tempat Menanamkan Rasa Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme adalah suatu ideologi yang
meletakan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadannya,
maksudnya adalah suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan
otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang sejumlah anggotanya
bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ” bangsa ” yang
pontesial.
Berikut
arti nasionalisme menurut para ahli :
a.
Menurut
Ernest Renan, Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
b.
Menurut
Otto Bauar, Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang
c.
Menurut
Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan
lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran
nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
d.
Menurut
L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian
terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan
memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
Secara umum nasionalisme diartikan
bentuk dari rasa cinta tanah air, dimana seseorang atau sekolompok manusia
tinggal dan memperoleh kehidupan. Rasa cinta ini timbul karena adanya karena
adanya perasaan senasib antara sesama manusia yang ada dalam sebuah kelompok
dan mendiami suatu daerah Rasa
nasionalisme dapat berupa memelihara dan mempertahankan potensi alam, budaya daerah, bangga terhadap tanah air, sikap bela
negara dari gangguan-gangguan baik dari dalam maupun dari luar negeri, rasa
nasionalisme juga ditunjukkan dari usaha masyarakat untuk memajukan negara
misalnya di bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan banyak lainnya yang dapat
mengangkat bangsa ini di mata dunia. Apabila masyarakat Indonesia memiliki rasa
nasionalisme bukan hal yang susah menjadikan Negara ini menjadi Negara yang
maju.
Penanaman rasa
nasionalisme dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga
formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan
kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Tidak
hanya memberikan pengetahuan secara umum tetapi juga memberikan pelajaran moral
dan menanamkan rasa nasionalisme terhadap anak didik. Penanaman rasa
nasionalisme bisa terwujud di sekolah melalui pelajaran pendidikan pancasila,
sejarah perjuangan para pahlawan, perkenalan budaya bangsa melaui pelajaran
muatan lokal. diharapkan sekolah dapat diberdayakan untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme pada anak bangsa yang tentunya akan menjadi penerus bangsa kita
sendiri.
2.5 Penggunaan Baju Batik di Sekolah
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa rasa
nasionalisme dapat ditanamkan di sekolah dan salah satu sikap rasa nasionalisme
adalah dengan mencintai budaya bangsa dimana batik merupakan satu dari berbagai
jenis budaya bangsa Indonesia. Sebenarnya penggunaan baju batik di sekolah
sudah dilaksanakan sejak dulu, bisa saya ingat bahwa ketika saya masih di
sekolah dasar, penggunaan baju batik dilaksanakan di sekolah setiap hari jumat.
Memang pelaksanaan pemakaian baju batik di sekolah telah populer dari dulu
tetapi pengenalan terhadap baju batik sendiri kurang dilaksanakan. Jadi
pemakaian baju batik tanpa ada pengenalan atau pengetahuan akan arti dan
sejarah batik sendiri akan jadi sia-sia. Dan dari pengalaman saya di sekolah
dulu, penggunaan baju batik hanya dilakukan di tingkatan sekolah dasar saja,
sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas tidak
diberlakukan. Ini bukti nyata bahwasanya pengenalan budaya masih
setengah-setengah. Dari pengalaman yang ada yaitu pengakuan budaya kita oleh
Negara lain diharapkan peran masyarakat dapat menyadari akan pentingnya budaya
bangsa dan mulai melakukan gerakan yang dapat melestarikan dan mempertahankan
budaya tersebut. Dan gerakan pelestarian budaya bangsa dapat dilakukan dengan
pengenalan dan penggunaan baju batik di sekolah pada hari tertentu. Dengan
begitu batik dapat dikenal oleh anak didik dan bukan hanya dikenal saja tetapi dilestarikan
kepada generasi berikutnya yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia
BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN
3.1 Keragaman
Budaya Indonesia Tetap Lestari
Belakangan ini
terlihat jelas usaha dari pemerintah untuk mematenkan sebagian budaya bangsa,
mengingat banyaknya budaya bangsa kita yang di klaim Negara tetangga. Usaha
yang dilakukan sekarang hendaklah bukan hanya reaksi sesaat yang timbul karena
adanya aksi yang membuat seluruh komponen negara menjadi panas dan bergerak
cepat untuk menarik pengakuan bangsa tersebut dengan segala bukti yang ada.
Bukan hanya pihak pemerintah yang sibuk, tetapi terlihat dari masyarakat yang
gencar menunjukkan kebudayaan bangsa dengan pemakaian batik misalnya, bisa
terlihat dari banyaknya busana batik yang digunakan dan naiknya produksi batik.
Keadaan seperti inilah yang terus harus dijaga, bukan hanya terhadap batik saja
tetapi juga dengan keragaman budaya kita yang lain yaitu lagu daerah, pakaian
adat, rumah adat, alat music daerah, tari daerah. Untuk melestarikan kekayaan
bangsa sebenarnya bukan hal yang sulit, kita dapat melestarikan budaya bangsa
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan baju batik, menyanyikan
lagu-lagu khas daerah masing-masing. Dan untuk itu semua perlu adanya peran
dari pemerintah dan masyarakat. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
diperlukan untuk melestarikan budaya. Pemerintah berkewajiban untuk mendorong
masyarakat baik lewat program wajib menggunakan batik di instansi pemerintahan
dan sekolah, atau dengan iklan layanan masyarakat tentang budaya bangsa
Indonesia dan mengajak masyarakat turut bekerja untuk melestarikannya. Dan
masyarakat sendiri harus menyadari pentingnya budaya bangsa dapat
melestarikannya dimulai dari keluarga masing-masing. Dengan adanya kerja sama
dan kesadaran pemerintah dan masyarakat keragaman budaya yang beragam dapat
dilestarikan dan tentunya tidak ada lagi pengakuan terhadap apa yang kita
miliki oleh negara lainnya.
3.2 Negara
Lain Mengenal Keragaman Budaya Indonesia
Pengakuan unesco pada
2 Oktober 2009 lalu yang mendeklarasikan bahwa “batik sebagai Budaya Tak Benda
Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity), pengakuan ini
adalah bukti dari peran pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan batik,
bukan saja melestarikannya tetapi juga memperkenalkan budaya bangsa Indonesia
ke dunia internasional. Terlihat dari sejak pengakuan unesco bahwa batik adalah
warisan budaya Indonesia banyak masyarakat yang bangga, bukan hanya bangga saja
tetapi ikut juga dalam memproklamirkannya dengan menggunakan batik. Terlihat
jelas bahwa rasa nasionalisme masyarakat meningkat dengan mengangkat budaya
bangsa dunia internasional. Pengakuan unesco merupakan awal dari pergerakan
usaha bangsa Indonesia dalam memperkenalkan budaya Indonesia yang lain ke dunia
internasional. Terbukti pemerintah sekarang tengah menangani hak pematenan
beberapa budaya bangsa yaitu: alat music angklung dan wayang. Dengan adanya
usaha ini, satu per satu budaya bangsa ini akan diakui oleh Negara lain dan
dampak nya akan terasa pada seluruh masyarakat Indonesia.
3.3 Meningkatnya Rasa
Bangga Anak Didik akan Batik
Dengan penetapan batik sebagai budaya bangsa oleh unesco
pada 2 Oktober 2009 lalu, pada saat itu pula presiden menetapkan hari batik
nasional. Penetapan hari batik ini merupakan pengghargaan akan adanya batik
sebagai budaya bangsa dan telah diakui di luar Negara Indonesia. Penetapan hari
batik dapat mengingatkan masyarakat akan adanya budaya bangsa, jadi setiap
tahunnya ada hari khusus untuk menunjukkan satu dari kebudayaan bangsa. Tetapi
satu hari dalam satu tahun dirasa kurang memberikan hasil dalam mengenalkan
batik itu sendiri. Jadi pemakaian batik di sekolah diharapkan akan jadi
alternatif lain dalam memperkenalkan baju batik. Penggunaan baju batik di
lingkungan sekolah hendaknya lebih meninggkatkan rasa bangga anak didik akan
batik dan lebih mengenali budaya bangsa dan tentunya akan melestarikannya.
3.4 Sekolah Yang
Berdedikasi Untuk Meningkatkan Rasa Nasionalisme Anak Didik
Ada pepatah mengatakan bahwa untuk membangun suatu Negara
benahi dahulu system pendidikan yang ada pada Negara tersebut, pernyataan ini
berasal dari salah-satu tokoh dari jepang, kita ketahui bahwa setelah Negara
jepang mundur dari Negara Indonesia akibat adanya pengeboman kota Nagasaki dan
hirosima, seluruh Negara jepang porak poranda akibat dari bom atom. Tapi jepang
tidak menyerah pada keadaan yang sangat mengerikan, jepang mulai membangun
negaranya dari bidang pendidikan dan hasilnya bisa kita lihat sekarang bahwa
jepang merupakan Negara di asia yang paling maju. Bukan untuk membanggakan
Negara jepang, tetapi sekedar perbandingan agar pemerintah Indonesia lebih
memperhatikan pendidikan. Dan satu lagi pernyataan bahwa suatu Negara yang
sukses adalah Negara yang menghargai setiap budaya bangsa. Dari dua pernyataan
diatas bisa kita simpulkan:
Sekolah adalah bentuk nyata dari pemerintah untuk memajukan
pendidikan di Indonesia, jadi sekolah adalah sarana yang memberikan pengetahuan
pada anak bangsa dimana didalam sebuah sekolah terdapat komponen yaitu : guru,
kepala sekolah. Jadi sekolah yang ada tidak hanya memberikan pengetahuan umum
kepada anak didik tetapi memberikan sesuatu yang dapat meningkatkan rasa
bangga, rasa nasionalisme misalnya dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti
acara memperkenalkan budaya bangsa lewat pentas seni, atau kegiatan setiap
minggu yang mempelajari kebudayaan bangsa supaya generasi bangsa dapat berkarya
dengan beragam budaya bangsa.
Jadi intinya kita dapat menggabunggkan antara sikap
menghargai budaya bangsa dengan edukasi budaya Indonesia dan memajukan
pendidikan bangsa di lingkungan sekolah. Apabila sekolah berdedikasi untuk
meninggkatkan hal ini kita pasti dapat menyaingi Negara lainnya.
3.5 Penggunaan Batik
Menjadi Trend Sehari-hari
Pada jaman kerajaan majapahit dulu, yang biasanya
menggunakan batik adalah keluarga raja tetapi seiring berjalannya waktu
penggunaan batik sudah lebih meluas ke lingkungan masyarakat.
Biasanya
batik terlihat pada acara-acara formal seperti rapat pejabat, di instansi
pemerintahan, di acara pesta. Sekarang penggunaan baju batik tidak hanya
digungakan pada acara normal saja bahkan sekarang banyak barang-barang yang
bermotif batik, contoh nya motif batik yang terlihat pada sandal, sepatu,
seprai, seprai, sarung bantal dan terakhir motif batik terlihat pada pagelaran
kereta api yang bermotif batik. Dan belakangan banyak sekali masyarakat yang
menggunakan batik baik ke sekolah maupun pasar, baik pelajar maupun orang tua.
ini adalah bukti bahwa batik sendiri telah menjadi populer dan jadi trend
sehari-hari masyarakat indoesia, sekarang bagaimana caranya agar trend yang ada
sekarang bisa tetap bertahan. upayakan agar identitas dan kecintaan pada batik
di kehidupan modern ini tidak memudar. batik bukan hanya bagian dari masa lalu,
tapi juga masa kini, dan tetap eksis di masa datang.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Faktor
Yang Mempengaruhi yaitu Faktor Internal
4.1.1
Pemerintah
Dan Masyarakat Kurang Memperhatikan Budaya Bangsa
Pengakuan Malaysia atas beberapa budaya bangsa Indonesia merupakan
cambukan bagi bangsa Indonesia, cambukan bukan kepada pemerintah tetapi juga
bagi masyarakat. Bagaimana tidak jika budaya asli dari Indonesia yang berasal
dari nenek moyang terdahulu di klaim sebagai milik negara lain. Mengapa Negara
Malaysia mengakui apa yang kita miliki adalah milik mereka?. Jelas sekali hal ini
disebabkan kurangnya peran aktif pemerintah dalam mendeklarasikan setiap budaya
bangsa yang beragam. Kita mengetahui bahwa kebudayaan bangsa yang beragam
menjadi keunikan dari Negara Indonesia yang menjadikan Indonesia menjadi kaya
akan budaya, tetapi tidak dipungkiri keberadaan budaya yang sangat beragam bisa
menjadi kelemahan Karena terlalu banyaknya kebudayaan, sehingga ada beberapa
kebudayaan yang kurang diperhatikan menjadikan kebudayaan – kebudayaan tersebut
hilang dimakan waktu. Tetapi hal ini bisa diminimalisir dengan adanya peran
pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk memberdayakan kebudayaan daerah
masing-masing dan usaha pemerintah juga harus ditimpali oleh peran masyarakat,
masyarakat yang terbuka dan mendukung segala program pemerintah, bila kedua
pihak dapat bekerjasama maka budaya kita tetap ada dan bisa dinikmati dari
generasi ke generasi berikutnya.
4.1.2
Kurikulum
Sekolah Yang Memuat Tentang Rasa Cinta Tanah Air
Pemahaman masyarakat tentang budaya Indonesia sangat kurang, apalagi
di kalangan pelajar. Rasa cinta tanah air bisa timbul bila ada pemahaman atau
pengetahuan tentang Negara, terutama pengetahuan tentang budaya. Kurikulum
sekolah tentang pengajaran rasa cinta tanah air merupakan sesuatu yang
berpengaruh untuk memberikan pengetahuan lebih tentang Negara Indonesia dan
kebudayaannya. Para pelajar dapat memperoleh sesuatu yang dapat menambah
kecintaan kepada Negara Indonesia. Apalagi pentingnya pengetahuan akan budaya
atau Negara untuk para pelajar agar sesuatu yang menjadi identitas dari bangsa
kita tetap terjaga, Karena para pelajar merupakan generasi yang akan meneruskan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk itu diperlukan peran
sekolah yang mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan anak didik tentang rasa
cinta tanah air, seperti kegiatan ekstrakulikuler kesenian daerah. jadi bukan
saja mengetahuinya secara tertulis tetapi juga mengetahuinya secara
keseluruhan. banyak potensi yang ada pada negara ini yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan masyarakat dan negara, pengetahuan akan itu dapat menyadarkan
kita untuk memanfaatkan potensi negara kita.
4.1.3
Batik
Yang Mudah Di Desain Sesuai Mode
Banyak sekali baju batik sekarang yang mengikuti mode
yang sedang berkembang, batik tidak lagi monoton pada mode yang sama. Hal ini dilakukan
selain kain batik yang fleksibel untuk dikreasikan juga untuk mengimbangi
pengaruh busana dari luar. Kain batik bisa saja divariasikan kedalam beberapa
mode tetapi juga harus memperhatikan filosofi dari batik itu sendiri.karena
batik dapat dikreasikan, penggunaanya jadi semakin familiar di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
4.2
Faktor
Yang Mempengaruhi yaitu Faktor eksternal
4.2.1
Masuknya
Kebudayaan Asing Dan Kemajuan Teknologi
Tidak dapat disangkal
masuknya kebudayaan asing ke Negara kita berpengaruh pada rasa nasionalisme
anak bangsa, seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa salah satu penerapan rasa
nasionalisme adalah dengan mempertahankan kebudayaan bangsa. sering sekali
kebudayaan asing dan kemajuan teknologi menjadi factor hilangnya kebudayaan. Contohnya
kebudayaan asing yang sering mengkomsumsi minuman ber-alkohol, tentunya
kebiasaan ini tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Dan kemajuan
teknologi yang begitu pesat memberikan ancaman tersendiri. Karena kita ketahui
kebudayaan modern yang bersifat teknologi telah masuk kedalam seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Mereka menganggap dengan teknologi, semuanya akan terasa
lebih mudah dan kemudaan teknologi yang berkembang sekarang berdampak pada
kurangnya interaksi dalam kehidupan bermasyarakat jadi terkesan lebih
mementingkan kepentingan sendiri. Sehingga lambat laun menghasilkan generasi
yang malas dan generasi yang kurang . Dan lambat laun mengeser kebudayaan yang
telah tertanam pada diri masing-masing sebagai warga negara indonesia yang suka
bekerja keras, gotong royong dan kekeluargaan.
4.2.2
Trend
Baju Masa Kini
Trend baju masa kini
banyak dipengaruhi dari budaya luar seperti baju mini dan jeans. Tentu saja
trend yang seperti itu bertolak belakang pada identitas bangsa Indonesia yang
lebih tertutup dalam berpakaian. Trend baju masa kini berpangaruh pada
kurangnya kecintaan pelajar pada baju daerah, dan kecintaan pada baju daerah
perlahan memudar dan bila ini tetap terjadi tak ayal keberadaan baju daerah
akan hilang.
4.2.1
Tantangan
Yang Membangkitkan Rasa Nasionalisme
Pengakuan Malaysia atas
batik memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan budaya bangsa. ini
berpengaruh pada peningkatan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat
Indonesia. Untuk itu sebenarnya, secara tidak langsung pengakuan Malaysia telah menyadarkan bangsa Indonesia
akan pentingnya pelestarian budaya yang beragam dan menggunakan segala budaya
untuk kepentingan Negara. Malaysia memasukkan beberapa budaya asli Indonesia
dalam iklan promosi pariwisata negaranya. peristiwa ini menyadarkan kita
tentang beberapa hal :
a.
peristiwa itu mengingatkan kita bahwa budaya
kita yang saat ini pelan-pelan sudah mulai kita lupakan ternyata bagi negara
lain menjadi sesuatu yang memiliki “nilai lebih” dan memiliki daya tarik
wisata,
b.
peristiwa itu memacu kita untuk memiliki
perhatian yang lebih terhadap pengembangan budaya bangsa sekaligus menyadarkan
kita bahwa dibutuhkan upaya sistematis untuk memelihara dan mengembangkan
budaya asli kita baik melalui pendidikan formal maupun melalui aktivitas dalam
masyarakat,
c.
di masa global ini jika budaya kita tidak kita
pelihara sendiri maka tidak bisa dihalangi jika budaya kita akan dikembangkan
di negara lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rasa
nasionalisme dapat ditunjukkan dengan menghargai dan melestarikan budaya bangsa
warisan dari nenek moyang yang beragam. Penanaman rasa nasionalisme dengan
menghargai budaya dapat dilakukan di sekolah lewat penggunaan batik dimana
batik merupakan salah-satu budaya bangsa yang sempat diklaim oleh Negara lain.
Untuk dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dengan mengenali budaya bangsa
diperlukan peran pemerintah dan masyarakat. Pelestarian kebudayaan diperlukan
untuk mempertahankan identitas Negara dan usaha itu dapat dilakukan melalui
pengajaran rasa cinta tanah air di dalam sekolah sehingga pelajar sebagai
generasi penerus bangsa selanjutnya dapat mengenali dan mewariskan budaya
bangsa ke generasi berikutnya agar budaya bangsa yang menjadi kekayaan bangsa
Indonesia dapat terus lestari dan menjadi menjadi ciri khas dari bangsa
Indonesia
5.2 Rekomendasi
Dari hasil pembahasan
yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak,
khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme, karena pemuda
adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang
dan agar pelajar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan kebudayaan lewat
pentas seni atau pegelaran seni, pemakaian baju batik dan banyak lagi kegiatan yang dapat menghidupkan kembali
kebudayaan di kalangan masyarakat . Selain itu, penulis memberikan saran kepada
masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme di
kalangan pemuda.
0 komentar:
Post a Comment