makalah - meningkatkan rasa nasionalisme

Thursday 29 March 2012

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Dalam mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia dahulu para pejuang bangsa berusaha bersatu untuk merebut kemerdekaan Bangsa Indonesia. Para pejuang bangsa melakukan apa saja untuk membebaskan negeri dari para penjajah, Perjuangan mencapai hasilnya, terlihat pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan awal dari tumbuhnya kesadaran untuk membentuk suatu Negara dalam satu ikatan nasional yang kemudian mendorong proklamasi 17 Agustus 1945 yang merupakan puncak dari perjuangan dalam merebut kemerdekaan, ini dapat terwujud karena adanya rasa nasionalisme bangsa pada saat itu. Setelah Bangsa Indonesia merdeka selama 65 tahun, rasa nasionalisme dirasakan semakin memudar. Bisa kita lihat dari masyarakat yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi atau golongan, sikap fanatisme yang berlebihan, maraknya unjuk rasa yang merusak, tidak menghormati simbol-simbol negara dan melecehkan pimpinan negara, Selain itu juga adanya kemerosotan etika dalam kehidupan berbangsa, pengabaian pemahaman dan kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai kebangsaan yaitu Pancasila dan UUD 1945 serta nilai- nilai agama dan budaya serta adat istiadat dan sikap apatis masyarakat terhadap pemerintahan Bangsa Indonesia.
Memudarnya nasionalisme, sebagai akibat persoalan internal dan dampak eksternal atau global tidak dapat dimungkiri seperti masalah yang baru-baru menimpa Negara Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme, dan masalah korupsi yang dilakukan oleh pejabat Negara yang belakangan marak diberitakan. Rasa nasionalisme itu sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern, bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Pada tataran awal, nasionalisme dapat dimulai dengan pemupukan rasa cinta daerah kelahiran melalui pengenalan dan pemahaman berbagai aspek yang dimilikinya, baik fisik, sosial, maupun budayanya secara integratif. Aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial bduaya dan hankam yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah juga harus dipahami dengan baik oleh setiap warga NKRI. Harapannya, tiada lain adalah tumbuhnya nasionalisme yang berakar kuat dan memberi manfaat.
Pemupukan rasa cinta daerah kelahiran merupakan salah satu cara awal menanamkan nasionalisme. cara ini dapat ditanamkan lebih awal pada anak yakni melalui pengajaran kecintaan budaya daerahnya seperti lagu-lagu daerah, kesenian daerah, permainan tradisional baik melalui pakaian-pakaian tradisional. pengetahuan akan budaya daerahnya akan meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur anak akan kekayaan negaranya sendiri.
Salah satu budaya bangsa Indonesia yang dimiliki oleh setiap daerah adalah batik. batik merupakan kain yang di lukis dengan gambar-gambar yang melambangkan keunikan daerah masing-masing. setiap daerah di Indonesia memiliki gambar dan corak yang tergantung budaya daerah tersebut, contohnya batik pekalongan akan sangat berbeda dengan batik dari daerah betawi.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis akan membahas secara mendalam mengenai meningkatkan rasa nasionalisme dengan mengenali dan melestarikan budaya bangsa  khususnya batik di lingkungan sekolah.

1.2    Rumusan Masalah
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebubayaan merupakan perwujudan nasionalisme, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun karya ilmiah yang berjudul “budaya penggunaan batik disekolah dapat meningkatkan rasa nasionalisme anak didik”  yang didalamnya mengulas tentang upaya sekolah dalam meningkatkan kecintaan anak didik terhadap tanah airnya melalui penggunaan baju batik.






1.3    Tujuan
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk :
a.       Untuk mengetahui tingkat nasionalisme anak didik;
b.      Untuk menambah pengetahuan tentang nasionalisme;
c.       Untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik Indonesia;
d.      Untuk mengetahui hubungan kebudayaan batik dengan nasionalisme;
e.       Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewiraan.

1.4    Tata Urut dan Ruang Lingkup
Penulisan Karya Ilmiah ini menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I          : PENDAHULUAN, memuat tentang latar belakang, rumusan      masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II         : KONDISI SAAT INI, memuat tinjauan tentang pengertian budaya indonesia, jenis kebudayaan indonesia, ancaman yang dihadapi budaya indonesia, pengertian nasionalisme, pengertian sekolah, dan keragaman batik.
BAB III       : KONDISI YANG DIHARAPKAN, memuat tentang keragaman budaya yang lestari, keragaman budaya indonesia yang dikenal oleh berbagai negara, peningkatan rasa bangga masyarakat akan batik, upaya sekolah dalam meningkatkan nasionalisme, dan penggunaan batik yang menjadi trend sehari-hari.
BAB IV       : PEMBAHASAN, memuat tentang pemerintah yang lamban dalam mengurus hak paten kebudayaan indonesia, kurikulum sekolah yang memuat nasionalisme, sekolah yang memperhatikan nasionalisme anak didik, kebudayaan indonesia yang berkembang di negara lain, tantangan yang membangkitkan rasa nasionalisme dan batik yang dapat didesain sesuai trend masa kini.
BAB V         : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, memuat tentang kesimpulan dan rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
KONDISI SAAT INI

2.1        Budaya Bangsa Indonesia
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupannya yang dijadikan milik diri dengan cara belajar. Kebudayaan mempunyai tiga wujud dasar, yaitu sebagai ide atau gagasan, sebagai perilaku manusia yang berpola, dan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Selain itu, kebudayan memiliki tujuh unsur utama. Ketujuh unsur itu; sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup dan teknologi, organisasi sosial, sistem bahasa, sistem religi, sistem mata pencaharian hidup, dan kesenian.
Robert H Lowie menyatakan : “Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal”. Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Indonesia merupakan merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari 17.508 pulau. Setiap Pulau memiliki beberapa suku, di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki budaya yang berbeda, yang menjadikan keragaman budaya di Indonesia. Bentuk keragaman budaya di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:
a.       Bahasa Daerah Setiap suku bangsa, memiliki bahasa sendiri. Contoh: bahasa Jawa, bahasa Madura, bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa Minangkabau, bahasa Bali, dan bahasa Banjar.
b.      Adat Istiadat Adat istiadat meliputi tata cara dalam upacara perkawinan, upacara keagamaan, kematian, kebiasaan, dan pakaian adat.
c.       Kesenian Daerah Kesenian daerah, meliputi seni tari, rumah adat, lagu daerah, seni musik dan alat musik daerah, cerita rakyat, serta seni pertunjukan daerah.
Keragaman budaya yang ada diharapkan dapat menjadi sesuatu yang menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia, keragaman yang ada bukan berarti memecah-belah bangsa Indonesia itu tersendiri akan tetapi memperkaya dan memperkokoh kesatuan bangsa Indonesia dan keberagaman budaya ini dapat dilestarikan menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan dari bangsa Indonesia.

2.2        Budaya Bangsa Indonesia Di Klaim Bangsa Lain
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sumber alam nya yang melimpah. Bangsa Indonesia sendiri merupakan bangsa yang multi yaitu multibahasa dan multibudaya yang apabila dikelola dengan baik akan dapat meningkatkan devisa negara yang nantinya dapat memakmurkan Masyarakat Indonesia. Budaya Indonesia itu banyak sekali yang berasal dari berbagai propinsi yang ada di Indonesia. Budaya Indonesia tersebut biasanya dapat berupa pakaian adat, tarian daerah, atau apa saja merupakan ciri khas dari suatu daerah. Indonesia yang merupakam kumpulan pulau-pulau dari sabang sampai merauke pastilah banyak menyimpan berbagai budaya. Budaya tersebut merupakan aset bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Tetapi pada kenyataannya budaya Indonesia sekarang ini sudah banyak di klaim atau akui oleh negara lain. Seperti halnya batik yang merupakan budaya bangsa Indonesia tetapi di klaim oleh bangsa lain menjadi milik bangsa tersebut. Tidak hanya batik saja yang di klaim oleh bangsa lain masih banyak lagi seperi Tari Bali yang jelas-jelas milik Bali tetapi diakui oleh bangsa lain yaitu Malaysia.
Berikut adalah beberapa budaya Indonesia yang di klaim atau diakui Negara lain: alat Musik Angklung, Lagu Jali-Jali, Lagu Jali-Jali dari Sumatera Barat, Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku, Motif Batik Parang dari Yogyakarta, Alat Musik Gamelan dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, dan masih banyak lainya. Budaya bangsa yang beraneka ragam lainnya dapat diklaim oleh bangsa lain jika bangsa Indonesia tidak berusaha untuk melestarikan dan memajukan kekayaan yang kita miliki.

2.3        Batik Merupakan Budaya Bangsa
Kita telah mengetahui bahwa salah satu budaya bangsa Indonesia adalah batik. Secara etimologi, kata "batik" berasal “amba” yang berarti menulis dan “nitik”.  Batik, sebagaimana namanya disebut “mbatik” juga berarti “mbabate teko sitik”. Artinya: membatik membutuhkan kesabaran luar biasa, mengingat membatik bersumber dari kata hati. Membatik juga merupakan pekerjaan yang padat karya sebab membatik membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri. Oleh karena itu, membatik seringkali diartikan pula sebagai “ngemban titik”. Kata batik sendiri merujuk pada teknik pembuatan corak, menggunakan canting atau cap, dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak yang disebut malam-lilin batik (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yangm memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna dan motif batik merupakan aplikasi dari ciri khas dari daerah itu sendiri.
Ditinjau dari sisi historis, seni membatik adalah budaya asli Indonesia. Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram,kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Jadi, kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang sampai kerajaan dan raja-raja berikutnya dan tersebar keseluruh pelosok indonesia.
   Budaya membatik telah mengakar dari ribuan tahun lalu. Pada awalnya, kain batik hanya dikenal sebatas lingkungan keraton atau kerajaan yang semula hanya dipakai oleh kalangan bangsawan dan raja-raja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kain batik selanjutnya dikenal luas di kalangan rakyat dan terus berkembang hingga masa sekarang. Jumlah dan jenis motif kain batik yangmencapai ribuan jenis ini mempunyai ciri khas pada masing-masing daerah di Indonesia. (Fuadi, 2009). Nilai budaya yang terkandung dalam batik mencerminkan tingginya nilai seni yang dimiliki bangsa ini (Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001). Nilai historis perjalanan bangsa Indonesia dengan akulturasi budaya bangsa lain seperti Cina, nilai keluhuran budaya kerajaan-kerajaan zaman dahulu, nilai kreatifitas bangsa Indonesia, dan nilai kerukunan bangsa Indonesia tercermin dalam batik.
Kita telah mengetahui bahwa masing-masing daerah di Indonesia memiliki corak batik tersendiri dan setiap motif batik mencerminkan kekhasan masing-masing daerah. Motif-motif tersebut tidak hanya menjadi ciri khas daerah, tetapi juga menjadi simbol budaya daerah tersebut. Bisa kita lihat dari motif batik irian. Batik ini didominasi corak burung cendrawasih yang menggambarkan keadaan alam. Batik Irian melukiskan daerah Irian yang kaya pepohonan dan bukit-bukit dengan burung cendrawasih diantara pepohonan (Suhersono, 2006). Berbeda dengan motif batik irian Motif-motif batik Surabaya lebih menunjukkan budaya yang ada di daerah pesisir. Ini menjadikan banyaknya corak batik di Indonesia sangat variatif mengingat banyaknya ragam budaya yang ada di Negara kita tercinta.
Jadi, batik jika ditinjau dari berbagai sudut pandang merupakan produk budaya unggulan asli dan khas Indonesia yang patut untuk dibanggakan. Batik merupakan khazanah budaya pertiwi yang akan menjadi daya saing bagi bangsa-bangsa tangguh dengan produk budaya bangsa lain tentunya.

2.4        Sekolah Sebagai Tempat Menanamkan Rasa Nasionalisme
            Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadannya, maksudnya adalah suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ” bangsa ” yang pontesial.
                        Berikut arti nasionalisme menurut para ahli :
a.       Menurut Ernest Renan, Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
b.      Menurut Otto Bauar, Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang
c.       Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
d.      Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
            Secara umum nasionalisme diartikan bentuk dari rasa cinta tanah air, dimana seseorang atau sekolompok manusia tinggal dan memperoleh kehidupan. Rasa cinta ini timbul karena adanya karena adanya perasaan senasib antara sesama manusia yang ada dalam sebuah kelompok dan mendiami suatu daerah             Rasa nasionalisme dapat berupa memelihara dan mempertahankan  potensi alam, budaya  daerah, bangga terhadap tanah air, sikap bela negara dari gangguan-gangguan baik dari dalam maupun dari luar negeri, rasa nasionalisme juga ditunjukkan dari usaha masyarakat untuk memajukan negara misalnya di bidang ilmu pengetahuan, olahraga dan banyak lainnya yang dapat mengangkat bangsa ini di mata dunia. Apabila masyarakat Indonesia memiliki rasa nasionalisme bukan hal yang susah menjadikan Negara ini menjadi Negara yang maju.
Penanaman rasa nasionalisme dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka butuhkan. Tidak hanya memberikan pengetahuan secara umum tetapi juga memberikan pelajaran moral dan menanamkan rasa nasionalisme terhadap anak didik. Penanaman rasa nasionalisme bisa terwujud di sekolah melalui pelajaran pendidikan pancasila, sejarah perjuangan para pahlawan, perkenalan budaya bangsa melaui pelajaran muatan lokal. diharapkan sekolah dapat diberdayakan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada anak bangsa yang tentunya akan menjadi penerus bangsa kita sendiri.

2.5       Penggunaan Baju Batik di Sekolah
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa rasa nasionalisme dapat ditanamkan di sekolah dan salah satu sikap rasa nasionalisme adalah dengan mencintai budaya bangsa dimana batik merupakan satu dari berbagai jenis budaya bangsa Indonesia. Sebenarnya penggunaan baju batik di sekolah sudah dilaksanakan sejak dulu, bisa saya ingat bahwa ketika saya masih di sekolah dasar, penggunaan baju batik dilaksanakan di sekolah setiap hari jumat. Memang pelaksanaan pemakaian baju batik di sekolah telah populer dari dulu tetapi pengenalan terhadap baju batik sendiri kurang dilaksanakan. Jadi pemakaian baju batik tanpa ada pengenalan atau pengetahuan akan arti dan sejarah batik sendiri akan jadi sia-sia. Dan dari pengalaman saya di sekolah dulu, penggunaan baju batik hanya dilakukan di tingkatan sekolah dasar saja, sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas tidak diberlakukan. Ini bukti nyata bahwasanya pengenalan budaya masih setengah-setengah. Dari pengalaman yang ada yaitu pengakuan budaya kita oleh Negara lain diharapkan peran masyarakat dapat menyadari akan pentingnya budaya bangsa dan mulai melakukan gerakan yang dapat melestarikan dan mempertahankan budaya tersebut. Dan gerakan pelestarian budaya bangsa dapat dilakukan dengan pengenalan dan penggunaan baju batik di sekolah pada hari tertentu. Dengan begitu batik dapat dikenal oleh anak didik dan bukan hanya dikenal saja tetapi dilestarikan kepada generasi berikutnya yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia

BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN

3.1       Keragaman Budaya Indonesia Tetap Lestari
Belakangan ini terlihat jelas usaha dari pemerintah untuk mematenkan sebagian budaya bangsa, mengingat banyaknya budaya bangsa kita yang di klaim Negara tetangga. Usaha yang dilakukan sekarang hendaklah bukan hanya reaksi sesaat yang timbul karena adanya aksi yang membuat seluruh komponen negara menjadi panas dan bergerak cepat untuk menarik pengakuan bangsa tersebut dengan segala bukti yang ada. Bukan hanya pihak pemerintah yang sibuk, tetapi terlihat dari masyarakat yang gencar menunjukkan kebudayaan bangsa dengan pemakaian batik misalnya, bisa terlihat dari banyaknya busana batik yang digunakan dan naiknya produksi batik. Keadaan seperti inilah yang terus harus dijaga, bukan hanya terhadap batik saja tetapi juga dengan keragaman budaya kita yang lain yaitu lagu daerah, pakaian adat, rumah adat, alat music daerah, tari daerah. Untuk melestarikan kekayaan bangsa sebenarnya bukan hal yang sulit, kita dapat melestarikan budaya bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menggunakan baju batik, menyanyikan lagu-lagu khas daerah masing-masing. Dan untuk itu semua perlu adanya peran dari pemerintah dan masyarakat. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk melestarikan budaya. Pemerintah berkewajiban untuk mendorong masyarakat baik lewat program wajib menggunakan batik di instansi pemerintahan dan sekolah, atau dengan iklan layanan masyarakat tentang budaya bangsa Indonesia dan mengajak masyarakat turut bekerja untuk melestarikannya. Dan masyarakat sendiri harus menyadari pentingnya budaya bangsa dapat melestarikannya dimulai dari keluarga masing-masing. Dengan adanya kerja sama dan kesadaran pemerintah dan masyarakat keragaman budaya yang beragam dapat dilestarikan dan tentunya tidak ada lagi pengakuan terhadap apa yang kita miliki oleh negara lainnya.




3.2       Negara Lain Mengenal Keragaman Budaya Indonesia
Pengakuan unesco pada 2 Oktober 2009 lalu yang mendeklarasikan bahwa “batik sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intangible Cultural Heritage of Humanity), pengakuan ini adalah bukti dari peran pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan batik, bukan saja melestarikannya tetapi juga memperkenalkan budaya bangsa Indonesia ke dunia internasional. Terlihat dari sejak pengakuan unesco bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia banyak masyarakat yang bangga, bukan hanya bangga saja tetapi ikut juga dalam memproklamirkannya dengan menggunakan batik. Terlihat jelas bahwa rasa nasionalisme masyarakat meningkat dengan mengangkat budaya bangsa dunia internasional. Pengakuan unesco merupakan awal dari pergerakan usaha bangsa Indonesia dalam memperkenalkan budaya Indonesia yang lain ke dunia internasional. Terbukti pemerintah sekarang tengah menangani hak pematenan beberapa budaya bangsa yaitu: alat music angklung dan wayang. Dengan adanya usaha ini, satu per satu budaya bangsa ini akan diakui oleh Negara lain dan dampak nya akan terasa pada seluruh masyarakat Indonesia.

3.3       Meningkatnya Rasa Bangga Anak Didik akan Batik
Dengan penetapan batik sebagai budaya bangsa oleh unesco pada 2 Oktober 2009 lalu, pada saat itu pula presiden menetapkan hari batik nasional. Penetapan hari batik ini merupakan pengghargaan akan adanya batik sebagai budaya bangsa dan telah diakui di luar Negara Indonesia. Penetapan hari batik dapat mengingatkan masyarakat akan adanya budaya bangsa, jadi setiap tahunnya ada hari khusus untuk menunjukkan satu dari kebudayaan bangsa. Tetapi satu hari dalam satu tahun dirasa kurang memberikan hasil dalam mengenalkan batik itu sendiri. Jadi pemakaian batik di sekolah diharapkan akan jadi alternatif lain dalam memperkenalkan baju batik. Penggunaan baju batik di lingkungan sekolah hendaknya lebih meninggkatkan rasa bangga anak didik akan batik dan lebih mengenali budaya bangsa dan tentunya akan melestarikannya.


3.4       Sekolah Yang Berdedikasi Untuk Meningkatkan Rasa Nasionalisme Anak Didik
Ada pepatah mengatakan bahwa untuk membangun suatu Negara benahi dahulu system pendidikan yang ada pada Negara tersebut, pernyataan ini berasal dari salah-satu tokoh dari jepang, kita ketahui bahwa setelah Negara jepang mundur dari Negara Indonesia akibat adanya pengeboman kota Nagasaki dan hirosima, seluruh Negara jepang porak poranda akibat dari bom atom. Tapi jepang tidak menyerah pada keadaan yang sangat mengerikan, jepang mulai membangun negaranya dari bidang pendidikan dan hasilnya bisa kita lihat sekarang bahwa jepang merupakan Negara di asia yang paling maju. Bukan untuk membanggakan Negara jepang, tetapi sekedar perbandingan agar pemerintah Indonesia lebih memperhatikan pendidikan. Dan satu lagi pernyataan bahwa suatu Negara yang sukses adalah Negara yang menghargai setiap budaya bangsa. Dari dua pernyataan diatas bisa kita simpulkan:
Sekolah adalah bentuk nyata dari pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, jadi sekolah adalah sarana yang memberikan pengetahuan pada anak bangsa dimana didalam sebuah sekolah terdapat komponen yaitu : guru, kepala sekolah. Jadi sekolah yang ada tidak hanya memberikan pengetahuan umum kepada anak didik tetapi memberikan sesuatu yang dapat meningkatkan rasa bangga, rasa nasionalisme misalnya dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti acara memperkenalkan budaya bangsa lewat pentas seni, atau kegiatan setiap minggu yang mempelajari kebudayaan bangsa supaya generasi bangsa dapat berkarya dengan beragam budaya bangsa.
Jadi intinya kita dapat menggabunggkan antara sikap menghargai budaya bangsa dengan edukasi budaya Indonesia dan memajukan pendidikan bangsa di lingkungan sekolah. Apabila sekolah berdedikasi untuk meninggkatkan hal ini kita pasti dapat menyaingi Negara lainnya.





3.5       Penggunaan Batik Menjadi  Trend Sehari-hari
Pada jaman kerajaan majapahit dulu, yang biasanya menggunakan batik adalah keluarga raja tetapi seiring berjalannya waktu penggunaan batik sudah lebih meluas ke lingkungan masyarakat.
                 Biasanya batik terlihat pada acara-acara formal seperti rapat pejabat, di instansi pemerintahan, di acara pesta. Sekarang penggunaan baju batik tidak hanya digungakan pada acara normal saja bahkan sekarang banyak barang-barang yang bermotif batik, contoh nya motif batik yang terlihat pada sandal, sepatu, seprai, seprai, sarung bantal dan terakhir motif batik terlihat pada pagelaran kereta api yang bermotif batik. Dan belakangan banyak sekali masyarakat yang menggunakan batik baik ke sekolah maupun pasar, baik pelajar maupun orang tua. ini adalah bukti bahwa batik sendiri telah menjadi populer dan jadi trend sehari-hari masyarakat indoesia, sekarang bagaimana caranya agar trend yang ada sekarang bisa tetap bertahan. upayakan agar identitas dan kecintaan pada batik di kehidupan modern ini tidak memudar. batik bukan hanya bagian dari masa lalu, tapi juga masa kini, dan tetap eksis di masa datang.
















BAB IV
PEMBAHASAN

    4.1          Faktor Yang Mempengaruhi yaitu Faktor Internal
                        4.1.1            Pemerintah Dan Masyarakat Kurang Memperhatikan Budaya Bangsa
Pengakuan Malaysia atas beberapa budaya bangsa Indonesia merupakan cambukan bagi bangsa Indonesia, cambukan bukan kepada pemerintah tetapi juga bagi masyarakat. Bagaimana tidak jika budaya asli dari Indonesia yang berasal dari nenek moyang terdahulu di klaim sebagai milik negara lain. Mengapa Negara Malaysia mengakui apa yang kita miliki adalah milik mereka?. Jelas sekali hal ini disebabkan kurangnya peran aktif pemerintah dalam mendeklarasikan setiap budaya bangsa yang beragam. Kita mengetahui bahwa kebudayaan bangsa yang beragam menjadi keunikan dari Negara Indonesia yang menjadikan Indonesia menjadi kaya akan budaya, tetapi tidak dipungkiri keberadaan budaya yang sangat beragam bisa menjadi kelemahan Karena terlalu banyaknya kebudayaan, sehingga ada beberapa kebudayaan yang kurang diperhatikan menjadikan kebudayaan – kebudayaan tersebut hilang dimakan waktu. Tetapi hal ini bisa diminimalisir dengan adanya peran pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk memberdayakan kebudayaan daerah masing-masing dan usaha pemerintah juga harus ditimpali oleh peran masyarakat, masyarakat yang terbuka dan mendukung segala program pemerintah, bila kedua pihak dapat bekerjasama maka budaya kita tetap ada dan bisa dinikmati dari generasi ke generasi berikutnya.


                        4.1.2            Kurikulum Sekolah Yang Memuat Tentang Rasa Cinta Tanah Air
Pemahaman masyarakat tentang budaya Indonesia sangat kurang, apalagi di kalangan pelajar. Rasa cinta tanah air bisa timbul bila ada pemahaman atau pengetahuan tentang Negara, terutama pengetahuan tentang budaya. Kurikulum sekolah tentang pengajaran rasa cinta tanah air merupakan sesuatu yang berpengaruh untuk memberikan pengetahuan lebih tentang Negara Indonesia dan kebudayaannya. Para pelajar dapat memperoleh sesuatu yang dapat menambah kecintaan kepada Negara Indonesia. Apalagi pentingnya pengetahuan akan budaya atau Negara untuk para pelajar agar sesuatu yang menjadi identitas dari bangsa kita tetap terjaga, Karena para pelajar merupakan generasi yang akan meneruskan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk itu diperlukan peran sekolah yang mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan anak didik tentang rasa cinta tanah air, seperti kegiatan ekstrakulikuler kesenian daerah. jadi bukan saja mengetahuinya secara tertulis tetapi juga mengetahuinya secara keseluruhan. banyak potensi yang ada pada negara ini yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat dan negara, pengetahuan akan itu dapat menyadarkan kita untuk memanfaatkan potensi negara kita.

                        4.1.3            Batik Yang Mudah Di Desain Sesuai Mode
Banyak sekali baju batik sekarang yang mengikuti mode yang sedang berkembang, batik tidak lagi monoton pada mode yang sama. Hal ini dilakukan selain kain batik yang fleksibel untuk dikreasikan juga untuk mengimbangi pengaruh busana dari luar. Kain batik bisa saja divariasikan kedalam beberapa mode tetapi juga harus memperhatikan filosofi dari batik itu sendiri.karena batik dapat dikreasikan, penggunaanya jadi semakin familiar di lingkungan sekolah dan masyarakat.
    4.2          Faktor Yang Mempengaruhi yaitu Faktor eksternal
                         4.2.1        Masuknya Kebudayaan Asing Dan Kemajuan Teknologi
            Tidak dapat disangkal masuknya kebudayaan asing ke Negara kita berpengaruh pada rasa nasionalisme anak bangsa, seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa salah satu penerapan rasa nasionalisme adalah dengan mempertahankan kebudayaan bangsa. sering sekali kebudayaan asing dan kemajuan teknologi menjadi factor hilangnya kebudayaan. Contohnya kebudayaan asing yang sering mengkomsumsi minuman ber-alkohol, tentunya kebiasaan ini tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Dan kemajuan teknologi yang begitu pesat memberikan ancaman tersendiri. Karena kita ketahui kebudayaan modern yang bersifat teknologi telah masuk kedalam seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka menganggap dengan teknologi, semuanya akan terasa lebih mudah dan kemudaan teknologi yang berkembang sekarang berdampak pada kurangnya interaksi dalam kehidupan bermasyarakat jadi terkesan lebih mementingkan kepentingan sendiri. Sehingga lambat laun menghasilkan generasi yang malas dan generasi yang kurang . Dan lambat laun mengeser kebudayaan yang telah tertanam pada diri masing-masing sebagai warga negara indonesia yang suka bekerja keras, gotong royong dan kekeluargaan. 

                         4.2.2        Trend Baju Masa Kini
                        Trend baju masa kini banyak dipengaruhi dari budaya luar seperti baju mini dan jeans. Tentu saja trend yang seperti itu bertolak belakang pada identitas bangsa Indonesia yang lebih tertutup dalam berpakaian. Trend baju masa kini berpangaruh pada kurangnya kecintaan pelajar pada baju daerah, dan kecintaan pada baju daerah perlahan memudar dan bila ini tetap terjadi tak ayal keberadaan baju daerah akan hilang.

                    4.2.1            Tantangan Yang Membangkitkan Rasa Nasionalisme
                        Pengakuan Malaysia atas batik memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan budaya bangsa. ini berpengaruh pada peningkatan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia. Untuk itu sebenarnya, secara tidak langsung pengakuan  Malaysia telah menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya pelestarian budaya yang beragam dan menggunakan segala budaya untuk kepentingan Negara. Malaysia memasukkan beberapa budaya asli Indonesia dalam iklan promosi pariwisata negaranya. peristiwa ini menyadarkan kita tentang beberapa hal :
a.       peristiwa itu mengingatkan kita bahwa budaya kita yang saat ini pelan-pelan sudah mulai kita lupakan ternyata bagi negara lain menjadi sesuatu yang memiliki “nilai lebih” dan memiliki daya tarik wisata,
b.      peristiwa itu memacu kita untuk memiliki perhatian yang lebih terhadap pengembangan budaya bangsa sekaligus menyadarkan kita bahwa dibutuhkan upaya sistematis untuk memelihara dan mengembangkan budaya asli kita baik melalui pendidikan formal maupun melalui aktivitas dalam masyarakat,
c.       di masa global ini jika budaya kita tidak kita pelihara sendiri maka tidak bisa dihalangi jika budaya kita akan dikembangkan di negara lain.













BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
                        Rasa nasionalisme dapat ditunjukkan dengan menghargai dan melestarikan budaya bangsa warisan dari nenek moyang yang beragam. Penanaman rasa nasionalisme dengan menghargai budaya dapat dilakukan di sekolah lewat penggunaan batik dimana batik merupakan salah-satu budaya bangsa yang sempat diklaim oleh Negara lain. Untuk dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dengan mengenali budaya bangsa diperlukan peran pemerintah dan masyarakat. Pelestarian kebudayaan diperlukan untuk mempertahankan identitas Negara dan usaha itu dapat dilakukan melalui pengajaran rasa cinta tanah air di dalam sekolah sehingga pelajar sebagai generasi penerus bangsa selanjutnya dapat mengenali dan mewariskan budaya bangsa ke generasi berikutnya agar budaya bangsa yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia dapat terus lestari dan menjadi menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia

5.2       Rekomendasi
                        Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang dan agar pelajar dapat lebih kreatif dalam mengembangkan kebudayaan lewat pentas seni atau pegelaran seni, pemakaian baju batik dan banyak lagi  kegiatan yang dapat menghidupkan kembali kebudayaan di kalangan masyarakat . Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan pemuda.

0 komentar: